Suku Kajang berada di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, sekitar 250 kilometer dari kota Makassar, Sulawesi Selatan. Menurut tempat mukimnya, suku Kajang terbagi dalam dua kelompok, suku Kajang Luar dan suku Kajang Dalam. suku Kajang Dalam mendiami tujuh dusun di Desa Tana Toa. Pusat kegiatan komunitas Suku Kajang berada di Dusun Benteng yang ditandai dengan kehadiran rumah Amma Towa atau pemimpin adat suku Kajang.
Secara geografis Masyakat Adat Amma Towa terbagi atas Kajang Dalam (tanah kekea) dan Kajang Luar (tanah lohea). Masyarakat Adat Kajang Dalam tersebar di beberapa desa antara lain Desa Tana Towa, Bonto Baji, Malleleng, Pattiroang, Batu Nilamung dan sebagian wilayah Desa Tambangan. Kawasan Masyarakat Adat Kajang Dalam secara keseluruhan berbatasan dengan sebelah Utara berbatasan dengan Tuli, Timur berbatasan dengan Limba, sebelah Selatan berbatasan dengan Seppa dan sebelah Barat berbatasan dengan Doro.
Sedangkan Kajang Luar tersebar dihampir seluruh Kecamatan Kajang dan beberapa desa di wilayah Kecamatan Bulukumba diantaranya Desa Jojolo, Desa Tibona, Desa Bonto Minasa dan Desa Batu Lohe. Perkembangan masyarakat adat Kajang hingga saat ini menutur data statistik pemerintah Kabupaten Bulukumba diperkirakan sekitar 44.866 jiwa atau 11,83% dari total penduduk Kabupaten Bulukumba.(beritalingkungan.com/berita/2009-09)
Warga suku Kajang percaya, Amma Towa merupakan orang yang dipilih turie a’rana atau Yang Maha Kuasa sebagai pembimbing dan pengarah kehidupan, sehingga mereka pun benar-benar menjaga kesucian tokoh ini dan tidak seorang pun diperkenankan memiliki rekaman wajahnya (Halim, 2007).
Komunitas Amma Towa (pemimpin adat), Akib (2003: 2-3) suku Kajang memiliki budaya yang khas dan unik. Fenomena sosial komunitas tersendiri, cenderung membatasi diri atau konservatif dari segala bentuk kegiatan yang lebih mementingkan kebutuhan bersifat duniawi sebagai kebutuhan primer. Komunitas ini menampakkan ciri yang membedakan dari komunitas sosial yang lain.
Masyarakat adat Kajang menggunakan bahasa Makassar yang berdialek Konjo (Sangat identik) cukup memiliki kekhasan tersendiri. Berbeda dari bahasa Konjo Komunitas di luar dari tanah kamase-masea. Dialek mereka cukup berkarakter. Mereka sangat gandrung dengan kebudayaan yang dimilikinya dan cukup takut melanggar hal-hal yang tersirat dalam pasang.
Dalam kaitan itu, pada masyarakat adat kajang dikenal adanya pembagian kawasan, yaitu pertama, kawasan untuk budidaya untuk dinikmati bersama; kedua, kawasan hutan kemasyarakatan yang setiap warga diperbolehkan menebang pohon, tetapi harus terlebih dahulu menanam pohon pengganti; dan ketiga, kawasan hutan adat (borong karamaq) yang sama sekali tidak boleh dirambah (Basri Andang, 2006). Pelanggaran terhadap ketentuan adat ini akan dijatuhi sanksi adat, dalam bentuk pangkal cambuk atau denda uang dalam jumlah tertentu, sesuai dengan ada’ tanayya, sebuah sistem peradilan adat Kajang. Mereka juga memiliki lembaga adat yang disebut dengan tau limayya (organisasi yang beranggotakan lima orang), dipimpin oleh seseorang yang bergelar ammatowa, yang tugas utamanya mengatur penebangan pohon, pengambilan rotan, dan pemanenan lebah madu di hutan adat, serta penangkapan udang.
Sejak diyakini bahwa Amma Towa sebagai pelaksana pasang dari Turie’a arana, hukum atau ketentuan Pasang oleh komunitas adat dalam menerapkan nilai-nilai Pasang masih tetap berjalan dengan baik. Hingga pada akhirnya arus besar tak dapat lagi dielakkan. Tentunya, Masalah yang hingga kini masih dianggap keliru oleh sebagian besar komponen ini adalah persoalan integrasi Negara hingga meleburkan fungsi pemerintahan dan fungsi adat ke dalam satu sistem yang berjalan secara bersamaan.
Browse » Home »
Berita/Artikel
» Sebuah Pengantar Tentang Tanah Adat Ammatowa
Jumat, 26 Agustus 2011
Sebuah Pengantar Tentang Tanah Adat Ammatowa
Langganan:
Posting Komentar (RSS)

0 comments:
Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.
Komentar Anda sangat MEDIA FIKSI butuhkan untuk pengembangan kualitas blog MEDIA FIKSI ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.