“Jangan berkecil hati karena tak ada TV di rumah, Sayang!
Bacalah naskah ini, karena dikau akan menikmati sinetron dengan akting para aktor, dan aktris yang mengagumkan.”
CINTA DI SENJA YANG BISU
/1/
Di sebuah sore, langit kebiru-biruan, berkesan dan indah. Nasib mempertemukan Senja—si gadis bisu—dengan seorang lelaki. “Rafli!” Begitulah lelaki itu di panggil oleh orang-orang yang mengenalnya. Siapa sih yang tak mengenal Rafli, seorang anak kuliahan yang kebetulah minggu itu sedang liburan, anak seorang pemilik perkebunan teh yang berhektar-hektar, mendatangkan pekerja dari kampung-kampung tetangga, termasuk kedatangan Senja sebagai pemetik daun teh.
Sebagaimana yang terjadi sore itu, para pemetik daun teh bersiap-siap ke sisi jalan setapak yang membagi kebun teh menjadi dua bagian besar. Tampak sekolompok anak-anak begitu riang bermain layangan. Dari ujung jalan setapak itu tampaklah Rafli sedang berjalan dengan santai, menikmati udara sore yang menyenangkan. Salah seorang anak-anak yang sedang bermain membawa tali layangan menghampiri Rafli. “Kakak mau coba!”
Rafli berlari sambil tertawa-tawa memandangi layangan yang mulai menari-nari di udara. Dan di sebuah persimpangan jalan setapak, ia meringis karena terjatuh setelah menabrak seorang gadis, itu Senja. Walau ia kesakitan, Senja tidak memperlihatkan wajah yang marah, malah sebaliknya, ia tersenyum, senyum yang sangat manis. Lalu tabrakan itu menghadirkan getar-getar yang aneh dalam hati Rafli, ada kesejukan yang mengisi ruang-ruang terlembut dalam dirinya. Matanya tak pernah berkedip memandangi punggung Senja yang semakin menjauh bersama dengan beberapa ibu-ibu pemetik daun teh.
/2/
Di teras, di rumah yang sederhana, Senja tampak bersantai, ia membuang jauh pandangannya ke depan. Nun jauh di sana, kampung halamannya berada. Ada sendu di wajahnya. Keberaadaanya di rumah itu—rumah kerajabat jauh ibunya—dua hari yang lalu. Ia berada di teras itu sampai seorang gadis yang seumurannya memanggil dari dalam rumah dengan suara yang agak keras. Gadis itu, Rinai, sepupu Senja.
Sebagai orang yang hanya numpang, maka tak ada kata ‘tidak’ untuk semua perintah tuan rumah. Senja tak ubahnya seorang pembantu yang membereskan ini dan itu. Sementara itu, Rinai hanya sibuk bersolek memperhatikan wajahnya di depan cermin.
Sementara itu, di sebuah rumah yang sangat mewah, Rafli tampak gelisah di dalam kamarnya. Malam serasa se-abad bagi seorang lelaki muda yang mengalami keresahan yang aneh. Bayangan-bayangan kejadian di sore itu melintas begitu saja dalam ingatannya: rambut yang panjang, tubuh yang indah, kulit yang mulus, wajah dan senyum yang manis. “Siapakah gadis itu?” begitulah pertanyaan yang hadir di kepalanya.


4 comments:
seru pasti cerita selanjutnya, saya saja penasaran siapa sih gadis itu,
dapatma pertamax di sini
ia gadis yang banyak terselip di ruang-ruang tersamarkan dengan lampua hias,..
ahh...aku tidak berani main tebak-tebakan, pokonya di tunggu episode selanjutnya deh
senja....rinai....dijung rindu ada rafli....
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.