Hanya orang yang berani bermain dan menari bersama ombak yang tidak akan terhempas pada batu karang, tapi sebaliknya, akan mencumbui batu karang, akan datang bersama hempasan ombak, akan melumat bibir pantai, dan ia bergumam, "Betapa nikmat dan asinnya garam kehidupan!"

Minggu, 23 Oktober 2011

Perbandingan Dunia & Akhirat

Berbicara tentang pembalasan di hari akhirat, maka kita akan diperkenalkan pada beberapa istilah: kebangkitan, perhitungan atas perbuatan baik dan buruk, pemberian pahala bagi orang-orang yang berbuat baik, dan siksaan bagi orang-orang yang melakukan kejelekan. Dan disinilah kita akan melhat keadilan Allah SWT.


Imam Ali a.s. mengatakan dalam khutbahnya Nahj Al-Balagah “Mungkin saja Allah SWT menagguhkan (siksa) bagi orang zalim, tapi pasti Dia akan menyiksanya. Dia akan selalu mengawasinya, menghalangi jalan larinya, dan menghadangnya mirip tulang ditenggerokan.”

Hukum dan aturan-aturan yang ada dunia jelas berbeda dengan hukum dan aturan di akhirat. Misalnya, ketetapan hukuman dunia atas dosa, bergunjing (ghibah), berzina, dan membunuh, memang dihukum. Tapi diakhirat hukuman itu melebihi hukuman yang ada di dunia. AL-Quran misalnya menentukan hukuman membunuh dengan siksaan yang kekal di neraka jahanam, sedangkan berghibah dijelaskan dalam sebuah riwayat akan dijadikan mangsa bagi anjing-anjing neraka. Demikian halnya dengan dosa-dosa yang lain, akan dihukum dengan berat dan tak tertangguhkan, mengerikan dari segi kualitas dan rentang waktunya.

Kenapa hukuman itu lebih berat antara di dunia dengan diakhirat?
Perbedaan alam akhirat dengan dengan alam dunia.

Apakah aturan-aturan di dunia juga berlaku di akhirat? Apakah kehidupan di dunia tidak berbeda dengan kehidupan di akhirat? Apakah semesta dunia sama dengan semesta akhirat?

Untuk membuka pemahaman awal untuk memahami lebih lanjut, maka mari kita mencoba mengambil pendekatan atau perumpamaan dunia dan akhirat dengan kehidupan di dalam dan di luar rahim. Janin hidup di dalam rahim ibunya dengan satu bentuk kehidupan. Dan begitu ia lahir, ia memulai bentuk kehidupan yang lain. Kedua bentuk kehidupan ini memiliki kesamaan dari segi bahwa di kedua alam ini ada proses makan. Hanya saja cara makan janin berbeda dengan cara makan bayi. Janin di dalam rahim hidup seperti tumbuh-tumbuhan. Ia menyerap makanan dari darah ibunya melalui plasenta, sebagaimana tumbuhan menyerap makanan melalui akarnya. Ketika berada di dalam rahim, janin tidak bernapa dengan paru-parunya, juga perut besarnya tidak mencerna makanan. Tetapi ketika ia menjejakkan kaki di dunia ini, sistem kehidupan sebelumnya serta merta tidak berfungsi dan segera diganti dengan sistem kehidupan lain yang berbeda sama sekali.

Begitu halnya dengan kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Keduanya adalah kehidupan, tapi bukan kehidupan yang persis sama. Dunia dan akhirat masing-masing memiliki pola, sistem dan aturan kehidupan yang berbeda.
Beberapa ulama besar berpendapat tentang perbedaan kedua kehidupan tersebut:

1. Konstanta dan perubahan. Di dalam dunia ada gerakan dan perubahan. Seorang bayi bergerak dan berubah menjadi remaja, dewasa, dan akhirnya mati. Di dunia ini, yang baru akan menjadi lapuk, dan kemudian hancur. Sedangkan diakhiran tidak ada ketuaan, kelapukan, dan kehancuran. Alam akhirat adalah alam kekal (Baqa) dan alam dunia adalah sirna (Fana).

2. Kehidupan murni dan kehidupan yang tercemari kematian. Di dunia ini membaurkan kehidupan dengan kematian menjadi satu. Sedangkan akhirat adalah alam yang semata-mata diisi dengan kehidupan. Di dunia terdapat benda-benda mati, dan tetumbuhan, dan masing-masing berganti satu dengan yang lainnya. Misalnya tubuh kita yang sekarang ini hidup, pada waktu tertentu sebelum ini adalah benda mati. Kemudian dari tubuh tersebut, kehidupan berpisah, dan kembali menjadi benda mati. Sedangkan diakhirat, semuanya hidup. Batu-batuannya, pepohonannya, tambangnya, semuanya hidup dan bernyawa. Dalam kitab-Nya Allah berfirman: Dan sesungguhnya alam akhirat itu benar-benar alam kehidupan. (QS Al ankabut [29] 64)

Pada hari ini kami kunci mulut-mulut mereka, dan tangan-tangan mereka berbicara kepada kami dan kaki-kaki mereka member kesaksian kepada kami mengenai apa-apa yang telah mereka lakukan (QS Ya sin [36]: 65)

Mereka kepada kulit-kulit mereka “mengapa kalian member kesaksian atas kami?” kulit mereka menjawab “ Allalah yang telah menjadikan kami bisa berbicara, Dialah yang menjadikan sesuatu berbicara…. (QS Fushshilat [41]: 21)

3. Menabur dan menuai. Dunia merupakan tempat menabur benih dan menanam, sedangkan akhirat adalah tempat menuai dan memetik hasil. Para nabi Allah menyerukan kepada umatnya agar senantiasa beramal saleh, dan menabung untuk bekal diakhirat. Pada hakikatnya seruan itu menjelaskan bahwa waktu beramal amat terbatas, dan sekiranya kita tertinggal mustahil untuk bisa kembali lagi. Marilah kita beramal selagi semuanya masih sempurna.
Bukankah Rasulullah Saw. Sehubungan dengan konteks ini: “Dunia adalah lading akhirat.”

4. Nasib bersama dan perseorangan. Perjalanan hidup di dunia sampai batas tertentu adalah perjalanan bersama, sedangkan diakhirat setiap orang memiliki nasibnya masing-masing. Didunia ini, adalah sosial saling mempengaruhi. Berbuat baik maka akan membawa kebahagiaan bagi yang lainnya, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu saat melihat kejahatan, maka yang lain wajib untuk mencegahnya.

Mengenai orang jahat, dikatakan: Dan berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berbuat jahat. (QS Ya Sin [36]: 59)

Ayah dan anak dipisahka: dan tidaklah seseorang akan menanggung beban dosa orang lain. (QS Al-An’am [6]:164)

Namun, di surga dan neraka ada kebersamaan dalam arti berkumpulnya bersama: mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan (QS Al-Hijr [15]: 47)

Sedangkan kebersamaan orang fasik dicirikan sebagai kedengkian: Setiap suatu umat masuk (kedalam neraka) ia mengutuk kawannya. (QS Al-A’raf [7]: 38)
Korelasi akhirat dengan dunia:
Dunia adalah ladang akhirat. Maka hubungan antara dunia dan akhirat adalah ibarat satu babakan dalam permainan sepak bola. Babakan pertama di dunia dan babakan kedua di akhirat. Dunia untuk menanam benih dan akhirat untuk menuai dan memetik hasil. Oleh sebab itu, kita bisa menarik kesimpulan bahwa surga dan neraka tercipta sejak di dunia ini.

Dalam sebuah hadis dikatakan: sesungguhnya surga adalah taman yang kosong. Oleh sebab itu bacaan subohanallah (maha suci allah) Alhamdulillah (segala puji bagi allah) laailaha illallah (tiada Tuhan selain Allah) Allahu Akbar (Allah Maha Besar) dan lahaula wa la kuata illabillah (tidak ada daya dan upaya kecuali milik Allah) diucapkan sebagai tanamannya.

Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda: ketika aku memasuki Surga pada malam mi’raj, aku melihat malaikat sedang membangun rumah-rumah; sebagian dari emas, dan sebagian lagi dari perak. Disela-sela itu, mereka terkadang berhenti bekerja. Aku bertanya kepada mereka, “mengapa kalian bekerja dan sesekali kalian berhenti?” mereka menjawab, (kami berhenti) hingga datang bahan-bahan dari para pembangun rumah ini. Aku bertanya lagi, “Apa yang kalian maksudkan dengan bahan-bahan itu?” Mereka menjawab, “zikir orang yang beriman di dunia dengan ucapan (…) setiap kali kalimat itu diucapkan, kami membangun, dan setiap kali kalimat itu berhenti diucapkan, kami berhenti membangun. “

Dalam hadis lain disebutkan: “untuk setiap orang yang mengucapkan subohanallah Allah akan menanamkan sebuah pohon di surga, dan untuk setiap orang yang mengucapkan Alhamdulillah Allah akan menanamkan sebuah pohon di surga, dan untuk setiap orang yang mengucapkan lailaahaillallah Allah akan menanamkan sebuah pohon di surga, dan untuk setiap orang yang mengucapkan Allahu Akbar Allah akan menanamkan sebuah pohon di surga. Maka bertanyalah seorang Quraisy kepada Rasulullah SAW. “Jadi pohon kita disurga itu banyak?” Rasululah Saw. Menjawab, “Ya, tetapi waspadalah, jangan sampai kalian mengirim api kepadanya sehingga membakarnya sampai keakar-akarnya. Sebagaimana dalam Firman Allah SWT : Wahai orang-orang yang yeng beriman, taatillah Allah dan taatilah Rasulnya, dan janganlah kalian merusakkan segala amal kalian (QS Muhammad [47]: 33)
Dari sinilah tampak bahwa surga dan neraka itu kosong, kitalah sebagai hamba Allah yang harus memiliki bekal yang banyak, menabung banyak amalan yang saleh, sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi, malah sebaliknya kita orang-orang yang paling beruntung dengan memanfaatkan dunia ini sebagai ladang yang baik dan subur dengan amalan saleha.

Dengan penjelasan di atas, maka marilah kita menyadari adanya hari pembalasan diakhirat kelak. Setelah semu hamba Allah dibangkitkan. Selanjutnya, kita akan membahas tentang macam-macam balasan:
1. (peringatan dan pelajaran)
2. (konsekuensi hukuman perbuatan di dunia)
3. (balasan diakhirat)

Peringatan dan pelajaran: (1) fungsi jera dan pencegahan, yaitu agar kejahatan tidak diulangi oleh seorang pelaku kejahatan karena adanya rasa takut jika hukuman menimpa dirinya, disebut peringatan. (2) pemberian kelegaan dan ketenangan kepada korban dalam perkara criminal ataupun semacamnya.

Hukuman di dunia adalah efek sebab dari yang dilakukan oleh manusia.
Siksa akhirat:
Sangat banyak ayat yang menjelaskan tentang adanya pembalasan di akhirat nanti yaitu:
(QS Ali Imran [3]: 30) : Pada hari ketiaka setiap diri mendapati segala kabaikan dihadapkan (padanya), begitu pula dengan kejahatan yang dilakukannya. Dia ingin kalau sekiranya antara dia dan hari itu ada masa yang jauh.

(QS Al-Khfi [18]: 49) : dan mereja dapat yang telah mereka kerjakan hadir (ada dihadapannya) dan tidaklah Tuhanmu akan menganiaya seorang pun.

(QS Al-Zalzalah [99]: 6-8) : pada hari itu, manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka balasan perbuatan mereka. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihatnya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan walau sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasa)-nya pula.

(Al-Baqarah [2]: 281) : dan takutlah kepada hari yang pada hari itu kalian dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya.

(Al-Hasyr [59]: 18) : Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamju kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah.


Silahkan Baca juga Postingan berikut:

2 comments:

Kerajaan Air Mata : 25 Oktober 2011 pukul 01.11 mengatakan...

alhamdulillah dapatma pertamax lagi plus ilmu yang bermanfaat sebagai bekal untuk di renungan, semoga kita semua menuai renungan dengan sadar sesadarnya.

Bisnis Online Blog : 25 Oktober 2011 pukul 02.28 mengatakan...

Jadi ada yang mengingatkan dengan artikel ini.sanggat manfat sekali sob.


Silahkan Berkomentar

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.

KOMENTAR

TULISAN TERBARU