/5/
Pagi dan sore hari, Rafli tidak pernah alpa mengunjungi perkebunan teh ayahnya. Alasannya sangat jelas melihat wajah orang yang diam-diam mengganggu tidur nyenyaknya. Senja yang sudah mengetahui bahwa Rafli adalah anak dari perkebunan teh itu, berusaha tetap tenang dan bersikap sewajarnya, seperti tidak terjadi apa-apa. Bisa dipastikan, Rafli sementara berpikir keras untuk mendekati gadis yang diam-diam merebut sekeping hatinya. Begitulah cinta kalau sudah bicara, tidak peduli gadis itu bisu atau tuli.
/6/
Gerak-gerik Rafli yang terlihat seperti orang yang merana mulai mengusik perhatian ibunya. Termasuk kunjungan Rafli seminggu ini berturut-turut ke perkebunan teh setiap pagi dan sore hari. Dan di suatu siang, tampaklah ibunya berbicara dengan seorang mandor perkebunan. Maka setelah Rafli kembali dari perkebunan di suatu sore, terjadilah pertengkaran yang hebat dengan ibunya.
“Kenapa? Kenapa kalau ia gadis yang miskin? Kenapa kalau ia gadis yang bisu? Aku mencintainya Ma! Ia gadis terbaik yang pernah saya temukan.”
“Tidak bisa. Titik!” bentak ibunya.
Pertengkaran itu berhenti saat Rafli meninggalkan rumah.
Sementara di tempat lain, di rumah Rinai, Senja terkulai lemas setelah mendengar melalui telepon bahwa penyakit ibunya bertambah parah.
***bersambung!***
Rabu, 02 November 2011
Hiburan Episode 5 & 6
Langganan:
Posting Komentar (RSS)

4 comments:
selain berdiam diri sebelum meninggalkan kekasih atau rumah, saya belum punya cara lain untuk menghindari pertengkaran yang berkepanjangan....
ahh...masih tak gantungka
"masih tak gantungka" sepertinya ini dialeg bahasa sulawesi sob?? sobat orag sulawesi yach???
hmm.............cari jalan yang lebih baiklah
mantap infonya
semoga bermanfaat bagi banyak org
thanks ya
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.