Hanya orang yang berani bermain dan menari bersama ombak yang tidak akan terhempas pada batu karang, tapi sebaliknya, akan mencumbui batu karang, akan datang bersama hempasan ombak, akan melumat bibir pantai, dan ia bergumam, "Betapa nikmat dan asinnya garam kehidupan!"

Senin, 14 November 2011

Hiburan Episode 7 & 8

/7/

Pagi, Senja berdiri menekan bel di pintu dengan wajah yang gelisah. Ia diterima di ruang tamu. Tampak foto Rafli yang terbingkai bergelantungan di dinding. Tampak raut wajah ibu Rafli menegang, dengan pandangan yang tajam tepat mengenai tubuh Senja yang terbungkus baju kaos. “Kenapa Tidak masuk kerja?” sebagai jawaban dari pertanyaan itu, Senja menyodorkan secarik kertas.

“Hah! Apa-apaan ini, baru seminggu lebih kamu sudah meminta gaji!” gertak Nyonya rumah.

Senja terkesiap, matanya terpejam, air matanya yang deras membasahi pipinya, mengharap penuh iba agar permintaannya di terima. Ia menangkupkan kedua tangannya di dada dan berlutut dengan tangis yang tak tertahan.

“Baiklah aku akan memberikan gajimu sekalian uang pesangon kamu, mulai besok kamu tidak perlu bekerja lagi di perkebunan itu, dan jangan pernah ganggu lagi anakku!”

Lalu beberapa lembar uang mendarat di wajah Senja, berhamburan di lantai. “Ambil itu! Dan jangan pernah lagi menampakkan batang hidungmu di hadapanku!”

Senja memunguti uang itu dengan deraian air mata yang berkejaran. Sengal sesekali terlihat di dadanya.

Saat Senja berada di taman memunggungi rumah yang belantai dua itu, ia sama sekali tidak menyadari telah diperhatikan oleh sepasang mata dari wajah berkumis sambil menghembuskan asap rokoknya kuat-kuat. Lelaki berkumis itu adalah ayah tiri Rafli.

/8/

Bagi Rafli, tidak ada sore di perkebunan saat tak melihat wajah orang yang diam-diam di cintainya dengan tulus. Maka, langsung saja ia memastikan keberdaan Senja. Namun, ia hanya mendapati Rinai yang berusaha menggodanya dengan bibir merahnya yang penuh gincu. Dengan sedikit metode dan sedikit paksaan akhirnya Rafli menemukan alamat kampung Senja.

Sudah malam ia sampai di rumahnya, namun ia tidak langsung membuka pintu, karena ia menemukan mandor perkebunan sedang bercakap-cakap di ruang tamu bersama ibunya. Dari hasil menguping, Rafli mengetahui semua penyebab menghilangnya Senja di perkebunan. Suara pintu yang dibuka secara paksa menghentikan pembicaraan itu. “Bagus! Sangat bagus! Ibu telah memperlihatkan wajah aslinya. Pantas saja ayah tidak betah hidup.”

Lalu pertengkaran pun kembali terjadi. ***bersambung!***


Silahkan Baca juga Postingan berikut:

8 comments:

Bisnis Online Blog : 17 November 2011 pukul 00.11 mengatakan...

Pertamax ga ya?Izin menyimak deskripsinya sobat.Sepertinya menarik

Bayu : 18 November 2011 pukul 23.40 mengatakan...

wah udah ketinggalan episode jauh neh :o

Asis Sugianto : 19 November 2011 pukul 18.47 mengatakan...

ikut menyimak episode demi episodenya sobat,, semoga sukses denganhiburannya, dan di tunggu episode selanjutnya...

Aldio : 20 November 2011 pukul 06.03 mengatakan...

di tunggu episode berikutnya sob

Asis Sugianto : 21 November 2011 pukul 15.41 mengatakan...

pagi pagi datang untuk membaca hiburan di blog sobat, biar masalah yg saat ini membebani fikiran saya bisa berkurang...

ayano rosie : 23 November 2011 pukul 20.39 mengatakan...

wah..makin seru ke klimaks rupanya....
berkesan...
aku jadi tegang nich...

Anisayu Nastutik : 5 Desember 2011 pukul 07.38 mengatakan...

membaca hiburan menyenangkan perasaan... :)

Cara Baru Mengatasi Septictank Penuh Tanpa Sedot : 19 Maret 2015 pukul 00.06 mengatakan...

mantap infonya
semoga bermanfaat bagi banyak org
thanks ya


Silahkan Berkomentar

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.

KOMENTAR

TULISAN TERBARU